SEJARAH mencatat keberhasilan Walisongo dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Dengan pusat penyebarannya di Demak, Jawa Tengah, mereka mampu menarik simpatik masyarakat, hingga tertarik untuk masuk Islam. Seperti apakah metode dakwah walisongo hingga berhasil menjadikan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam?
Dalam beberapa tayangan telivisi yang memuat film walisongo selalu digambarkan dengan aksi kanuragan para wali. Gambaran seorang wali yang sakti mandraguna seperti menjadi salah satu cara dakwah para wali. Tayangan dan gambaran demikian mendapat kritikan keras dari Maulanan Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, yang menyebutkan penggamabaran demikian keliru dan salah 100 persen.
Menurut Ra'is 'Am jam'iyah Ahlu Thariqah al Mu'tabarah an Nahdiyah tersebut, walisongo tidak pernah melakukan cara-cara kanuragan seperti dalam film. Dakwah yang dilakukan para wali adalah dengan akhlakul karimah. Pendekatan yang mencerminkan akhlak mulia sebagaimana diajarkan Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Dakwah dipahami betul oleh walisongo sebagai cara atau metode untuk mengajak dan menyeru umat manusia agar ke jalan keselamatan dunia dan akhirat, yakni jalan agama Islam. Karena sifatnya ajakan, maka dilakukan dengan cara-cara yang baik (hikmah), dan memberi pendidikan atau pencerahan (mauidhah hasanah) serta dikomunikasikan melalui bahasan yang baik pula (wajadilhum bilati hiya ahsan)
Ajakan itu memerlukan cara seperti seseorang yang sedang melakukan rayuan. Dengan rayuan, maka orang yang diajak akan dengan kesadaran dan penuh ikhas dapat mengikuti tanpa adanya paksaan.
Walisongo menerapkan cara demikian, hingga mereka tidak menolak budaya lokal yang sudah berkembang. Budaya atau tradisi tersebut kemudian diluruskan dan diberi pelajaran Islam.
Sembilan wali atau walisongo yang namanya melegenda sebagai penyebar Islam di Inonesia antara lain :
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar